MHTPRO.idKenangan dari Azhar Aung, SH, M.Kn. Notaris di Purwakarta Jawa Barat.

Almarhum Bukhari mungkin sekitar 5 tahunan di bawah saya usianya. Saya tahu keluarga dan masa kecilnya waktu di Sungai Limau. Kami masih terhitung kerabat. Sekolahnya dilalui semua di Sungai Limau sampai tamat SMA, dia pribadi yang ceria dan mudah berkawan, bahkan lintas generasi.

Secara akademik di sekolah dia tidaklah begitu menonjol, tetapi tuturannya intelek dan bersahabat. Pikiran-pikirannya penuh dengan gerakan sosial dan bantuannya, terutama untuk yang membutuhkan di Sungai Limau dan kepada rekan sesama sekolah, SMP dan SMA.

Dia memulai dengan langkah langkah kecil untuk meminta donasi kepada kawan almamater dan disalurkan segera ke pihak yang tepat menerimanya di Sungai Limau. Ada Andri Susanto dan kawan-kawan di Sungai Limau yang mengelola. Sementara Bukhari merantau ke Cibinong, Jawa Barat. Semakin hari semakin banyak yang harus dibantu. Mulai dari yang sakit hingga beasiswa untuk anak-anak sekolah dan mengaji Tahfiz Qur’an antar korong di Kecamatan Sungai Limau.

Karena tuntutan gerakan itu maka ia mempelopori berdirinya IKAPS, satu organisasi sosial yang lebih dekat kepada pelaksanaan QS. Al Ma’un, seperti yang dilakukan gerakan Muhammadiyah dan lain-lain. Itu bersama dengan Amrizal, Nusirwan, Yobana, Andri S, Amir Azli dan lain-lain, mereka semua di rantau yang berbeda.

Kepada saya sering sampai SMS waktu itu perihal program bantuan dan laporan gerakannya itu. Sebagai orang yang pernah dibesarkan di kampung saya sangat berterima kasih ada kepedulian itu.
Ketiadaan anggaran pemerintah yang masuk ke Sungai Limau juga salah satu pemicu. Para pihak yang duduk di pemerintahan dan legislatif kabupaten, propinsi dan pusat sangat jarang memberi perhatian.

Pembangunan di kampung sebagiannya adalah kontribusi orang rantau. Sekarang gerakan organisasi IKAPS sudah berjalan dengan baik. Manajemen dan tata kelolanya bolehlah ditiru. Itu adalah asset besar. Sungai Limau kalau mau dibangun, baik secara fisik maupun akhlaknya adalah tinggal membuat proposal saja.

Kepedulian yang holistic para perantau, semua bisa menjadi. Contoh terbaru umpamanya, sebuah mesjid besar di Simpang Barebeh sedang dibangun dan segera akan selesai dengan nilai milyaran yang dipelopori Ketua IKAPS yang baru, Saudara Haji Jayanis.

IKAPS sudah berubah menjadi roh perjuangan untuk kampung. Anak-anak Sungai Limau yang merantau setamat sekolah cukup banyak sebagai donatur. Potensi itu dilihat dan “dieksploitasi” pertama kali oleh Bukhari dan kawan-kawan secara formil.

Menjelang akhir hayatnya dia juga aktif menggelorakan dukungan kepada salah satu calon Bupati Padang Pariaman 2020. Sekitar sebulan yang lalu saya sempat menelponnya soal itu saya paham maksudnya, agar bila calon Bupati yang didukung menang, diharapkan akan memberi perhatian pada pembangunan di Sungai Limau. Banyak hal yang selalu menjadi consern-nya.

Belum sempat melihat dukungannya berlaga, Bukhari telah lebih dulu dipanggil oleh Allah SWT lewat perantara sakit Covid-19. Semoga Allah SWT memberi tempat yang mulia padanya. Aamiin ya rabbal alamin. ©AA

Share:

TOP